Tetap Menyongsong Lailatul Qodar dan Hari Raya Idhul Fitri
Oleh: Muhamad Ali Anwar
لْحَمْدُ ِللّٰهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّد الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.. اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِوَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗلَيْلَةُ الْقَدْرەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْف شَهْرٍۗتَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛسَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Hadirin jamaah Jumat yang dimulyakan Allah SWT.
Mari kita semua senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Dengan sesungguh-sungguhnya taqwa. Kita terus berikhtiar keras untuk senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menjauhi semua dilarang-Nya. Karena sesungguhnya, taqwa adalah takut kepada Allah, dimanapun berada, kapanpun, dan dalam keadaan apapun, berdasarkan kesadaran dengan senantiasa mengingat Allah SWT.
Hadirin Sidang Jumat rahimakumullah
Hari ini, kita memasuki pelaksanaan puasa ramadhan hari yang ke 25. Insyaallah tinggal 5 hari lagi waktu untuk melaksanakannya. Dan berarti kita sudah separo perjalanan dari sepuluh hari ke 3 di bulan ramadhan. 10 hari pertama adalah rahmat. 10 hari kedua adalah pengampunan. Dan 10 hari ketiga adalah dijaga dari api neraka. Di 10 hari kedua ada peringatan nuzulul qur’an (turunnya al-Qur’an) yang sudah kita peringati bersama. Dan 10 hari ketiga adalah menyongsong datangnya lailatul qodar.
Ada 2 hal yang harus dan sekarang kita selesaikan dan kita songsong. Pertama adalah masih meneruskan menyambut datangnya lailatul qodar, dan kedua adalah menyongsong datangnya hari raya.
Hadirin sidang jumat rahimakumullah
Pertama. Lailatul Qodar kita sambut sejak malam ganjil di sepuluh hari ke 3 di bulan rumadhan. Yaitu malam 21, malam 23, dan tadi malam adalah malah 25. Selanjuntnya kita masih menyambut malam 27 dan 29. Apa itu lailatu qodar? Sebagaimana di sebutkan dalam QS
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِوَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗلَيْلَةُ الْقَدْر ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗتَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛسَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Di hari yang ke 25, dan malam ke 26 nanti malam, besok malam 27 dan seterusnya, maka kita semua harus tetap semangat dalam melaksanakan ibadah di bulan ramadhan. Tetap terus menguatkan spiritual diri. Menggodok diri terutama hati dalam kepasrahan kepada Allah SWT. Juga harus tetap menguatkan diri dalam kepedulian social. Peduli dengan sesama. Dengan tetap memberikan sedekah berupa apapun. Terutama dalam menyambut lailatul qodar. Malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Jika kita melaksanakan ibadah kebaikan penguatan spiritual diri untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan ibadah kepedulian social juga untuk berniat mendekatkan diri kepada Allah, dengan landasan keihlasan, jika bertepatan dengan turunnya lailatul qodar, maka ibadah kita baik ibadah spiritual maupun ibadah social akan dilipatgandakan yang nilainya seperti beribadah 1000 bulan. Untuk itu mari terus bersemangat dalam peribadatan dari sisa waktu di bulan ramadhan.
Hadirin yang dimulyakan Allah SWT.
Kedua. Kita akan menyambut datangnya idhul fitri. Hari raya idhul fitri adalah hari kemenangan umat Muslim sedunia. Hari dimana umat muslim telah berhasil dan sukses untuk menjalankan puasa selama satu bulan penuh. Berhasil mengekang hawa nafsu atau keinginan-keingin baik yang bersifat dhohir maupun bathin. Maka keberhasilan ini harus disambut dengan riang gembira di hari raya idhul fitri.
Untuk menyongsong datangnya idhul fitri, maka yang harus kita siapkan adalah pada malam hari idhul fitri kita semua harus berzakat fitrah. Zakat fitrah sudah ditentukam ukurannya. Baik bagi orang yang kaya sekali, orang kaya,, orang setengah kaya, atau orang cukup. Berzakat dengan ukuran yang sama, yaitu dengan standart yang disampaikan Badan Amil Zakat Nasional yaitu 2.5 Kg. Ada yang menyampaikan 2.7 Kg. Dengan harga standar di kampung masing-masing dari harga makanan pokok, yaitu beras. Untuk waktunya sudah boleh di mulai di awal ramadhan dan berakhir di malam takbiran. Namun yang paling baik adalah membayar zakat fitrah di malam taqbiran.
Disamping membayar zakat firah, sebelum pelaksanaan sholat idhul fitri, adalah membayar zakat mal (zakat harta). Dan ini adalah diwajibkan bagi orang yang memiliki harta dengan katagori kaya. Berdasarkan standar Badan Amil Zakat Nasional, sesorang wajib membayarkan zakat hartanya, jika sudah memiliki harta pendapatan minimal Rp. 79.738.414 ( 79 jt) pertahun, atau 644.868 (644 rb) jika dihitung per bulan. Zakatnya adalah 2.5 persen. Jika misal kita memiliki harta senilai 100.000.000,- yang tersimpan dalam 1 tahun, maka zakatnya adalah sejumlah Rp. 2.500.000,- jika dibayar setiap bulan maka bertemu dengan jumlah setiap bulan Rp. 250.000,-. Pembayaran bisa lembaga amil zakat atau badan amil zakat atau kepada panitia yang menerima untuk diberikan kepada orang yang berhak.
Hadirin yang dimulyakan Allah SWT.
Selanjutnya pada malam idhul fitri, kita harus memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid. Bisa secara berjamaah, dan bisa secara individu. Apalagi dikondisi yang masih covid. Maka kita boleh untuk bertakbir, bertahlil, bertahmid secara individu di rumah sebanyak-banyaknya. Bertujuan untuk meramaikan malam hari kemenangan. Pagi harinya disunahkan untuk melaksanakan sholat idhul fitri. Sebelum sholat idhul fitri disunahakan mandi, memakai wangi-wangian, dengan menggunakan pakian terbaik kita, diupayakan memakai pakaian putih bersih. Jangan memakai pakaian sekenanya. Misal kaos oblong. Setelah itu dilanjut dengan silaturahim saling mohon maaf dengan sesama. Karena kondisi pandemi, yang masih dilarang untuk beraktifitas bebas, maka boleh bertemu dengan orang sekitar, dengan tetap menjaga standar protocol covid. Orang tua kita, saudara-saudara dekat kita, tetangga kita, guru-guru kita yang dekat jika mungkin untuk kita sowani. Sekali lagi, tetap menjaga protocol covid 19. Yang berada di jauh bisa berkomunikasi saling meminta maaf melalui media digital. Bisa WhathShat, Intragram, Twiter, Face book, atau media lainnya. Media digital ini yang juga harus kita manfaatkan diramaikan untuk merayakan hari kemengan umat Islam.
Mari terus kita untuk bersemangat dalam beribadah, mumpung masih dipertemukan dengan bulan ramadhan. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan kita mampu menyambut datangnya hari raya idhul fitri dengan sebaik-bainya. Mari kita perbanyak bacaan takbir, tahlil, dan tahmid untuk menyambutnya. Kelak kita semua, semoga termasuk orang-orang yang mendapatkan kasih sayang dan pertolongan dari Allah SWT. Sehingga kita dan keluarga besar, kita selamat di dunia dan selamat di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ
اَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم لِي وَلَكُمْ, اِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
0 Komentar